Friday, 21 February 2014

Iblis adalah Azazil

Wahb bin Munabbih mengatakan bahwa Nabi Adam As. adalah orang yang pertamakali mengucapkan salam. Di banyak tempat terdapat keterangan yang menyatkan bahwa tidaklah suatu kaum mengucapkan salam kecuali mereka selamat dari siksa. Sehingga para malaikat bertanya: “Ya Tuhan kami, apakah Engkau menciptakan makhluk yang lebih mulia dari kami?”

Maka Allah Swt. Menjawab: “(Ada), Aku lah yang menciptakannya lewat Yadku (kekuasaan) sendiri. Aku cukup berkata “Kun”, maka wujudlah ia.”

Kemudian Allah Swt. memerintahkan para malaikat untuk bersujud pada Nabi Adam As. Dan yang pertama bersujud adalah Jibril As., kemudian Mikail As., Israfil As., Izrail As., dan kemudian para Malaikat Muqarrabin As. Lantas Allah Swt. memerintah Iblis untuk turut bersujud pada Nabi Adam As. Namun Iblis menolaknya dan enggan. Akhirnya Allah Swt. berfirman sebagaimana tercantum dalam QS. Shad ayat 38:

مَا مَنَعَكَ أَنْ تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ
“Apa yang membuatmu tidak mau bersujud pada makhluk yang Kuciptakan lewat Yadku sendiri?”

Iblis pun menjawab, sebagaimana tercantum dalam QS. al-A’raf ayat 12:

أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ
“Aku lebih mulia darinya. Engkau ciptakan aku dari api sedangkan ia Engkau ciptakan dari tanah.”

“Dan saya telah beribadah kepadaMu lebih dulu dengan masa yang sangat lama sebelum Engkau menciptakannya,” lanjut Iblis.

Kemudian Allah Swt. berfirman: “Telah Kuketahui bahwa kamu akan durhaka padaKu. Maka semua ibadah yang kamu lakukan takkan bermanfaat. Mulai sekarang keluarlah kamu dari rahmatKu.

لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنكَ وَمِمَّن تَبِعَكَ
“Sungguh akan Kupenuhi isi neraka jahannam darimu dan para pengikutmu.” (QS. Shad ayat 85)

قَالَ أَنْظِرْنِي إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ قَالَ إِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ
“Lalu Iblis pun berkata: “Ya Tuhan tunggulah saya sampai hari kebangkitan.” Maka Allah berfirman: “Sesungguhnya kamu tergolong orang-orang yang ditangguhkan.” (QS. al-A’raf ayat 14-15, Shad ayat 79-80 dan al-Hijr ayat 36-37).

Akhirnya berubahlah rupa Iblis menjadi setan yang terkutuk. Nama asli Iblis adalah Azazil, merupakan pembesar para malaikat. Tiada suatu tempat di langit maupun di bumi kecuali di situ ia melakukan sujud beribadah kepada Allah. Akan tetapi karena kedurhakaannya keada Allah maka semua ibadahnya menjadi sia-sia. Dinamakan Iblis karena ia “ablasa”, telah putus, dari rahmat Allah.

Pertanyaan simpelnya adalah: “Kenapa Allah Swt. menghancurkan musuh-musuh para nabiNya tetapi membiarkan Iblis yang notabenenya memusuhi Nabi Adam As.?”

Jawabnya adalah: “Allah membiarkan Iblis karena untuk menggoda (menguji coba) para hambaNya. Nabi Saw. telah bersabda: “Jika Allah berkehendak agar tiada satu pun makhluk yang durhaka kepadaNya, maka Allah pun takkan menciptakan Iblis. Begitulah adanya Iblis merupakan siksaan bagi orang-orang kafir dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” Sehinga Allah Swt. akan mencintakan mereka yang durhaka pada Iblis, dan juga karena Iblis sendiri telah meminta pada Allah agar ditunda sampai hari kebangkitan.”

(Dikutip dari : Bada-i’ az-Zuhur fi Waqa-i’ ad-Duhur halaman 39).
 

Thursday, 13 February 2014

Di Mana Rasulullah di Hatimu? (Akhir)

3. Rasulullah Sangat Mencintai Kita
Rasulullah merupakan nabi yang paling mencintai umatnya. Atas dasar cinta itulah baginda berjuang habis-habisan menyampaikan ajaran islam- agama yang menyelamatkan manusia di dunia dan akhirat. Belum tentu orang yang kita cintai akan mencintai kita, Baginda memang terbukti mencintai kita. Jika kita mencintai rasulullah, kita tidak akan bertepuk sebelah tangan... Cintailah Rasulullah, pasti cinta kita berbalas.
  Bukti cinta ialah pengorbanan. Semakin tinggi cinta, semakin banyak pengorbanan. Lihatlah bagaimana Baginda menumpahkan keringat, mengalir air mata, malah rela menyabung nyawa demi menyelamatkan umat islam dari seksaan api neraka.
  Firman Allah, maksudnya "Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri. Terasa berat olehnya dengan penderitaanmu, yang sangat mengiginkan ( keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan serta penyayang terhadap orang mukmin." (Suran Al-Taubah 9:128)
Doa-doa yang diwariskan oleh rasulullah kepada para sahabatnya dan kemudianya dipindahkan daripada satu generasi ke satu generasi juga bukti cinta Rasulullah kepada umatnya. Jika kita merujuk kepada hadis- hadis yang dinukilkan dalam pelbagai kitab, kita dapat melihat betapa banyak khazanah doa yang diwariskan sebagai bukti kecintaan Baginda.
4. Jasa dan Kebaikan Rasulullah Yang Melimpah
Budi dan jasa rasulullah s.a.w sangat luar biasa. Dakwah, nasihat, didikan, bimbingan, doa dan kepimpinan Rasulullah tidak terhitung nilainya. Baginda bukan sahaja bertungkus- lumus untuk menyelamatkan manusia didunia sahaja, malah diakhirat. Baginda telah menyampaikan berita ( hari akhira) sama ada yang mengembiran (syurga) atau ancaman yang menakutkan (neraka) sebagai peringatan.
Itulah perbezaan Rasulullah s.a.w dengan pemimpin dunia yang lain. Pemimpin biasa hanya berusaha menyelamatkan pengikutnya didunia, tetapi Rasulullah berusaha menyelamatkan umatnya daripada kesengsaraan di dunia dan akhirat.
Rasulullah s.a.w bukan sahaja membersihkan dunia daripada kejahatan, malah membersihkan hati manusia daripada dosa dan kemungkaran
Hati manusia yang dicemari syirik dan sifat mazmumah telah dibersihkan dengan kehadiran Rasulullah s.a.w. Hasilnya , terbentuklah generasi yang beriman.
Firman Allah, maksudnya:" Sesungguhnya, Allah memberi kurnian kepada orang yang beriman ketika Allah mengutus atara mereka seorang Rasul daripada golongan mereka sendiri, yang membacakan ayat-ayat Allah kepada mereka, membersihkan (jiwa) mereka dan mengajarkan kepada mereka al-kitab dan al-hikmah. Sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka benar-benar berada dalam kesesatan yang nyata ."(surah Ali ' Imran 3:164)
5. Keagungan Akhlak Rasulullah
  Setiap hati manusia akan jatuh cinta kepada orang yang mempunyai akhlak yang baik. Akhlak yang baik disukai oleh setiap manusia tidak kira agama, bangsa dan warna kulit. Ia nilai sejagat yang diakui oleh semua manusia. Ini juga salah satu sebab kita perlu mencintai Rasulullah s.a.w kerana ketinggian dan keagungan akhlak baginda.
Oleh sebab itu, sesiapa yang tidak jatuh cinta kepada Rasulullah s.a.w itu petanda dia menolak fitrah manusia. Orang yang baik dan ingin menjadi baik akan mencintai dan meneladani orang yang baik. Tidak ada insan sebaik Nabi Muhammad s.a.w. Akhlak baginda bukan sahaja dipuji oleh kawan dan lawan, malah oleh Tuhan Yang Maha Pecinta.
Allah berfirman, maksudnya:"Sesungguhnya, kamu ( muhammad) benar-benar mempunyai budi pekerti yang agung." (surah Al-Qalam 68:4)

Tanda Mencintai Rasulullah
Sudahkah kita jatuh cinta kepada Rasulullah s.a.w? Antara tanda mencintai Baginda ialah banyak mengingat, menyebut, merindu dan seterusnya ingin sekali bertemu. Maksudnya, cinta adalah satu perasaan yang bersemi dalam hati, diluahkan dengan lidah dan dibuktikan dengan tindakan dan pengorbanan
  Jika kita mengaku cintakan Rasulullah s.a.w muhasabahlah sebanyak mana kita berselawat kepada baginda sehari semalam? selawat itu tanda ingatan. Setelah banyak mengigat dengan berselawat, tentulah rasa rindu untuk bertemu semakin mendalam. Ya, cinta dan rindu sangat sinonim.
Cinta yang hebat akan mampu mendekatkan jarak waktu dan jurang demensi. Inilah yang dialami oleh manusia yang hidup pada akhir zaman, tetapi punya cinta yang mendalam kepada Rasulullah s.a.w.
Justeru, Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud:" Orang yang paling aku cintai dalam kalangan umatku ialah orang sesudahku yang sangat ingin melihat aku (walaupun dengan mengorbankan) keluarga dan hartanya."(Riwayat Muslim)
Kesimpulanya, orang yang bercinta mesti banyak mengingati sesiapa yang dicintainya. Apabila hati mengingat, mulut akan banyak menyebut. Apabila lidah banyak menyebut, hati akan berasa rindu. Apabila rindu, pasti terasa ingin bertemu. Ya, begitulah sifir cinta kepada Rasulullah. Bagaimana hendak bertemu dengan Rasulullah? Jawabnya, dengan mati dalam keadaan sedang berjuang menegakkan sunnahnya dalam seluruh aspek kehidupan.

Wednesday, 12 February 2014

Adab Berdoa

Dalam berdoa kepada Allah Ta’ala itu ada sepuluh adab iaitu:
(1)               Sebaik-baiknya, ia memilih waktu-waktu yang mulia untuk memanjatkan doanya ke hadrat Allah Ta’ala. Misalnya di waktu wukuf di Hari Arafah setahun sekali, atau pada bulan Ramadhan di antara bulan-bulan yang lain. Atau pada hari Jum’at dari hari-hari yang lain dalam masa seminggu dan di waktu tengah malam dalam masa malam hari. Allah telah berfirman:
“Dan pada waktu-waktu tengah malam, mereka memohon keampunan.”
(as-Zariat: 18)

Advertise Here
(2)               Hendaklah ia mencari ketika dan keadaan yang baik, seperti masa berkecamuknya barisan-barisan hadapan pada sabiullah (peperangan untuk meninggikan syiar Allah), dan pada masa turunnya hujan lebat (di negara yang sukar dituruni hujan) dan pada masa mendirikan sembahyang-sembahyang fardhu dan sesudahnya dan masa-masa di antara azan dan iqamah, dan pada ketika bersujud dalam masa sembahyang. Pendekata dikira mulianya sesuatu waktu itu kembali kepada kemuliaan keadaannya. Misalnya di waktu tengah malam, ketika itu hati sedang dalam keadaan bersih suci dan ikhlas serta terjatuh daripada segala perkara yang meruncingkannya. Begitu juga waktu di Hari Arafah dan pada hari Jum’at, ketika itu seluruh perhatian sedang berkumpul dan hati sedang tolong-menolong pada mencapai kerahmatan yang menyeluruh dari Allah azzawajalla.
(3)               Hendaklah menghadapkan mukanya ke arah kiblat ketika memohonkan sesuatu doa, mengangkat tinggi kedua belah tangan sehingga boleh terlihat bahagian ketiak, kemudian selesai berdoa, ia pun menyapu kedua belah tangan itu ke muka.
Berkata Umar Ibnul-Khattab r.a: Seringkali Rasulullah s.a.w ketika mengangkat kedua belah tangannya waktu berdoa tidak meleraikannya melainkan sesudah disapukan dengan kedua belah tangan itu kewajahnya.
Ibnul Abas pula berkata: Biasanya bila Rasulullah s.a.w berdoa dirapatkan kedua belah tapan tangannya dan dijadikan bahagian dalam tapak tangan itu bersetentangan dengan wajahnya. Demikianlah cara-cara tangan itu ketika dalam berdoa dan baginda tidak pula mengangkatkan pemandangannya ke arah langit.
(4)               Hendaklah merendahkan suara antara perlahan dan kuat. Siti Aisyah berkata dalam memberikan penerangan tentang maksud ayat berikut:
“Dan janganlah engkau mengangkkat suaramu di dalam sembahyang dan jangan pula merendahkannya sangat.” (al-Isra’ 110)
Kata Siti Aisyah maksudnya ialah ketika membaca doa-doanya: Allah s.w.t telah memuji Nabi Zakaria a.s. dengan firmanNya:
“Ketika ia menyeru Tuhannya dengan seruan perlahan-lahan.”
(Maryam: 3)
Firman Allah Ta’ala lagi:
“Serulah Tuhan kamu dengan merendahkan diri dan suara perlahan-lahan.” (al-A’raf: 55)
(5)               Janganlah sampai ia memaksa-maksakan dirinya dalam berdoa dengan bersajak-sajak. Sebaik-baiknya janganlah sampai malampaui doa-doa ma’tsurah (doa-doa yang dihafal dari Rasulullah s.a.w.) sebab dikhuatiri ia akan melampaui batas di dalam doanya, lalu ia meminta apa yang tak patut dimintanya. Perlu diketahui bahwa bukan semua orang pandai menyusun doa terhadap Allah s.w.t.
(6)               Hendaklah ia berdoa dengan penuh perasaan rendah diri, penuh kekhusyu’an, penuh harapan dan kecenderungan dan juga penuh ketakutan.
Allah telah berfirman:
“Serulah Tuhan kamu dengan merendah diri dan suara perlahan-lahan.” (al-A’raf: 55)
(7)               Hendaklah bersikap tetap d dalam doanya dan meyakini bahwa doanya itu akan di kabulkan oleh Allah s.w.t. serta membenarkan harapannya itu. Dalam hal ini, Rasulullah s.a.w. telah bersabda: Janganlah seseorang kamu berkata ketika berdoa: Ya Allah! Ya Tuhanku! Ampunilah aku jika Engkau menghendaki! Atau berkata: Ya Allah! Ya Tuhanku! Rahmatilah aku jika Engkau menghendaki Malah hendaklah menguatkan keazaman dalam doanya itu, kerana Allah tiada pernah di paksa atas pengabulan doa.
Berkata Rasulullah s.a.w
“Bila seseorang kamu berdoa, hendaklah ia memperbesarkan permohonannya, sebab tiada sesuatu pun yang dianggap besar di hadrat Allah s.w.t.
Bersabda lagi Rasulullah s.a.w.
“Berdoalah kepada Allah sedangkan kamu penuh keyakinan akan dikabulkan permintaan kamu itu dan ketahuilah bahwasanya Allah azzawajalla tidak akan mengabulkan doa orang yang lalai hatinya.”
(8)               Hendaklah ia bersungguh-sungguh dan jangan berputus asa dalam doanya. Dan sebaik-baiknya diulang-ulangkan sampai tiga kali, dan jangan sampai merasa terlalu lambat menerima pengabulan.
(9)               Hendaklah ia memulakan doanya dengan sebutan nama Allah dan janganlah sekali-kali memulakan dengan permintaan dulu.  Sesudah menyebut nama Allah disebut pula salawat atas Nabi s.a.w. dan menutup doanya juga dengan sebutan salawat atas Rasulullah s.a.w juga.
(10)          Mengerjakan adab kebatinan dan itulah punca pengabulan dalam semua doa; iaitu bertaubat dan menghentikan segala macam penganiayaan serta menuju kepada Allah azzawajalla dengan sepenuh hati dan perasaan. Yang demikian itu adalah sebab yang paling hampir kepada terkabulnya segala permintaan.

Monday, 10 February 2014

MANUSIA WAJIB TANGKIS 10 PERANGKAP SYAITAN

ALLAH berfirman bermaksud: “Syaitan memberikan janji yang membangkitkan angan-angan kosong kepada mereka. Walhal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka kecuali tipu daya belaka. Tempat mereka itu ialah neraka jahanam dan mereka tidak memperoleh tempat untuk lari daripadanya.” (An-Nisa: 120-121).
Keterbukaan manusia mengundang kehadiran syaitan ke dalam diri masing-masing sebenarnya ada kaitan dengan sifat mazmumah yang diamalkan dalam kehidupan seharian.
Melalui pelbagai jenis sifat mazmumah itu sama ada kita sedar atau tidak, kita sebenarnya sudah menyediakan ruang kepada syaitan menapak dalam diri.
    Apabila syaitan sudah meraja dalam diri, seseorang individu itu akan sanggup melakukan apa jua perbuatan keji dan mungkar kerana keinginan nafsu akan menjadi sebati dengan sifat jahat syaitan itu sendiri. Hati, suatu organ istimewa kurniaan Allah kepada manusia pada saat dan waktu itu juga akan mula goyah apabila sedikit demi sedikit syaitan durjana mula merayap menguasai tunjang dalam badan manusia.
Beruntunglah golongan manusia yang berupaya menangkis godaan itu. Mengikut ulama, syaitan akan menguasai tubuh badan manusia melalui 10 pintu:
Pertama – melalui sifat sombong dan angkuh. Dua sifat ini amat mudah tersemai dan menyubur dalam diri manusia. Ia berpunca daripada keegoan manusia itu sendiri yang lazimnya akan mudah hanyut ketika dilimpahi kemewahan.
Kedua – melalui sifat bakhil dan kedekut. Setiap harta benda dan kemewahan diperoleh adalah kurniaan Allah yang seharusnya dibelanjakan ke jalan yang hak. Ia boleh digunakan untuk membantu orang memerlukan sama ada melalui kewajipan berzakat atau bersedekah.
Ketiga – melalui sifat takbur dan bongkak. Sifat ini selalunya bertapak dalam diri manusia yang berasakan dia sudah memiliki segala-galanya dalam hidup ini. Mereka terlupa bahawa kesenangan dan kenikmatan yang dikurniakan itu boleh ditarik Allah pada bila-bila masa saja. Allah berfirman bermaksud: “Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang yang takbur.” (an-Nahl:23)
Keempat – sifat khianat. Khianat dimaksudkan bukan saja melalui perbuatan merosakkan sesuatu yang menjadi milik orang lain, tetapi juga mengkhianati hidup orang lain dengan tidak mematuhi apa-apa bentuk perjanjian, perkongsian dan sebagainya.
Kelima – sifat tidak suka menerima ilmu dan nasihat. Rasulullah selalu menasihati sahabat Baginda agar menjauhkan diri masing-masing daripada menjadi golongan keempat daripada kalangan manusia dibenci Allah iaitu golongan yang tidak suka diri mereka dinasihati atau mendengar nasihat orang lain.
Keenam – melalui sifat hasad. Perasaan hasad dengki selalunya akan diikuti dengan rasa benci dan dendam berpanjangan. Rasulullah SAW pernah bersabda bermaksud: “Hindarilah kamu daripada sifat hasad kerana ia akan memakan amalan kamu seperti api memakan kayu kering ” (Riwayat Bukhori dan Muslim).
Ketujuh – melalui sifat suka meremehkan orang lain. Sifat ego manusia ini selalunya akan lahir apabila seseorang individu itu berasakan dirinya sudah sempurna jika dibandingkan dengan orang lain. Orang lain dilihat terlalu kecil dan kerdil jika dibandingkan dengan apa yang dia miliki. Abu Umamah pernah meriwayatkan bahawa Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Tiga kelompok manusia yang tidak boleh dihina kecuali orang munafik ialah orang tua Muslim, orang berilmu dan imam yang adil.” (Riwayat Muslim).
Kelapan – melalui sifat ujub atau bangga diri. Menurut Imam Ahmad, Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Jangan kamu bersenang lenang dalam kemewahan kerana sesungguhnya hamba Allah itu bukan orang yang bersenang-senang saja.”
(Riwayat Abu Naim daripada Muaz bin Jabal)
Kesembilan – melalui sifat suka berangan-angan. Islam adalah antikemalasan. Orang yang berat tulang untuk berusaha bagi mencapai kecemerlangan dalam hidup akan dipandang hina oleh Allah dan manusia. Mereka lebih gemar berpeluk tubuh dan menyimpan impian tinggi tetapi amat malas berusaha memperolehnya.
Kesepuluh dan terakhir – melalui sifat buruk sangka. Seseorang suka menuduh orang lain melakukan kejahatan tanpa diselidiki terlebih dulu amat dicela Islam. Rasulullah SAW bersabda bermaksud: “Nanti akan ada seseorang berkata kepada orang ramai bahawa mereka sudah rosak. Sesungguhnya orang yang berkata itu sebenarnya sudah rosak dirinya.” (Riwayat Muslim)

Menyingkap Kehidupan di Alam Kubur

Penulis: Buletin Islam AL-ILMU Edisi: 38 / X / VIII / 1431

Kehidupan yang dialami oleh seorang manusia di dunia ini bukanlah sebuah kehidupan yang terus-menerus tiada berujung dan tiada penghabisan. Ia adalah sebuah kehidupan yang terbatas, berujung dan akan ada pertanggungjawabannya. Allah Subhanallahu wa Ta’ala berfirman (artinya):

Setiap jiwa yang bernyawa pasti akan merasakan kematian.” (Ali ‘Imran: 185)

Maha Benar Allah Subhanallahu wa Ta’ala dengan segala firman-Nya! Kita dengar dan saksikan kilas kehidupan yang silih berganti dari masa ke masa. Perjalanan hidup umat manusia merupakan bukti bahwa seorang manusia, setinggi apapun kedudukannya dan sebanyak apapun hartanya, akan mengalami kematian dan akan meninggalkan kehidupan yang fana ini menuju kehidupan setelah kematian.

Allah Subhanallahu wa Ta’ala berfirman tentang Rasul-Nya Shalallahu ‘alahi wa Sallam dan manusia yang lainnya dari generasi pertama sampai yang terakhir (artinya):

Sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) akan mati dan mereka juga akan mati.” (Az Zumar: 30)

Bukanlah berarti dengan kedudukan sebagai Rasulullah (utusan Allah) kemudian mendapatkan keistimewaan dengan hidup selamanya, akan tetapi sudah merupakan ketetapan dari Allah Subhanallahu wa Ta’ala atas seluruh makhluk-Nya yang bernyawa mereka akan menemui ajalnya. Semoga Allah Subhanallahu wa Ta’ala merahmati kita semua. Pernahkah sejenak saja kita merenungkan bagaimana ketika maut sudah di hadapan kita? Ketika malaikat yang Allah Subhanallahu wa Ta’ala utus untuk mencabut nyawa sudah berada dihadapan kita. Tidak ada tempat bagi kita untuk menghindar walaupun ke dalam benteng berlapis baja, walaupun banyak penjaga yang siap melindungi kita.

Sungguh tidak bisa dibayangkan kengerian dan dahsyatnya peristiwa yang bisa datang dengan tiba-tiba itu. Saat terakhir bertemu dengan orang-orang yang kita cintai, saat terakhir untuk beramal kebaikan, dan saat terakhir untuk melakukan berbagai kegiatan di dunia ini. Saat itu dan detik itu juga telah tegak kiamat kecil bagi seorang manusia yaitu dengan dicabut ruhnya dan meninggalkan dunia yang fana ini. Allahul Musta’an (hanya Allah Subhanallahu wa Ta’ala tempat meminta pertolongan).

Manusia yang beriman kepada Allah Subhanallahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya akan mendapatkan tanda-tanda kebahagiaan kelak di akhirat dengan akan diberi berbagai kemudahan ketika meninggal. Adapun orang-orang kafir yang ingkar, mendustakan Allah Subhanallahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya, maka ia akan mendapatkan tanda-tanda kejelekan ketika meninggal dunia dan bahkan akan ditimpakan adzab di alam kubur.

Alam Kubur Setelah seorang hamba meregang nyawa dan terbujur kaku, maka ia akan diantarkan oleh sanak saudara dan teman-temannya menuju “tempat peristirahatan sementara” dan akan ditinggal sendirian di sebuah lubang yang gelap sendirian. Sebuah tempat penantian menuju hari dibangkitkan dan dikumpulkannya manusia di hari kiamat kelak, pembatas antara alam dunia dan akhirat, Allah Subhanallahu wa Ta’ala berfirman (artinya):

Dan dihadapan mereka ada dinding (alam kubur/barzakh) sampai mereka dibangkitkan.” (Al-Mukminun: 100)

Di antara peristiwa yang akan dialami oleh setiap manusia di alam kubur adalah:

1. Fitnah Kubur

Pertanyaan dua malaikat kepada mayit tentang siapa Rabbmu (Tuhanmu)?, apa agamamu?, dan siapa Nabimu? Rasulullah Shalallahu ‘alahi wa Sallam bersabda:

إِذَا قُبِرَ الْمَيِّتُ – أَوْ قَالَ أَحَدُكُمْ – أَتَاهُ مَلَكَانِ أَسْوَدَانِ أَزْرَقَانِ يُقَالُ لأَحَدِهِمَا الْمُنْكَرُ وَالآخَرُ النَّكِيرُ

Apabila mayit telah dikuburkan – atau beliau bersabda: (apabila) salah seorang dari kalian (dikuburkan)- dua malaikat yang berwarna hitam kebiru-biruan akan mendatanginya salah satunya disebut Al-Munkar dan yang lainnya An-Nakir.” (At-Tirmidzi no. 1092)

Adapun seorang hamba yang mukmin, maka ia akan menjawab pertanyaan tersebut sebagaimana dalam potongan hadits Al-Barra’ bin ‘Azib radliyallahu ‘anhu yang panjang:
Maka dua malaikat mendatanginya (hamba yang mukmin) kemudian mendudukkannya dan bertanya: “Siapa Rabbmu (Tuhanmu)? Ia menjawab: “Allah Rabbku; kemudian kedua malaikat itu bertanya lagi: “Apa agamamu? Ia menjawab: “Islam agamaku; kemudian keduanya bertanya lagi: “Siapa laki-laki yang diutus kepada kalian ini? Ia menjawab: “Dia Rasulullah Shalallahu ‘alahi wa Sallam

Maka itu adalah firman Allah Subhanallahu wa Ta’ala (artinya):

﴾يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ ۖ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ ۚ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ ﴿٢٧

Allah menetapkan (pendirian) orang-orang yang beriman dengan kalimah yang tetap teguh dalam kehidupan dunia dan akhirat dan Allah menyesatkan orang-orang yang berlaku zalim (kepada diri mereka sendiri) dan Allah berkuasa melakukan apa yang dikehendakiNya. (Ibrahim: 27).

Maksud kalimah yang tetap teguh dalam ayat di atas adalah kalimah tauhid (Laa ilaaha illallaah) yang menghunjam dalam dada seorang mukmin. Allah Subhanallahu wa Ta’ala meneguhkan seorang mukmin dengan kalimat tersebut di dunia dengan segala konsekuensinya, walaupun diuji dengan berbagai halangan dan rintangan.

Adapun di akhirat, Allah Subhanallahu wa Ta’ala akan meneguhkannya dengan kemudahan menjawab pertanyaan dua malaikat di alam kubur. Sedangkan seorang kafir dan munafik, ketika ditanya oleh dua malaikat:

“Siapa Rabbmu (Tuhanmu)? Ia menjawab: “Ha…Ha, saya tidak tahu; kemudian ia ditanya: “Apa agamamu? Ia menjawab: “Ha…Ha, saya tidak tahu, kemudian ia ditanya: “Siapa laki-laki yang telah diutus kepada kalian ini? Ia menjawab: “Ha…Ha, saya tidak tahu. Kemudian terdengar suara dari langit: “Dia telah berdusta! Bentangkan baginya alas dari neraka! Bukakan baginya pintu yang menuju neraka!;Kemudian panasnya neraka mendatanginya, dipersempit kuburnya hingga terjalin tulang-tulang rusuknya karena terhimpit kubur.”

Itulah akibat mendustakan Allah dan Rasul-Nya. Walaupun di dunia ia adalah orang yang paling fasih dan pintar bicara, namun jika ia tidak beriman, maka ia tidak akan dapat menjawab pertanyaan dua malaikat tersebut. Kemudian ia akan dipukul dengan pemukul besi sehingga ia menjerit dengan jeritan yang keras yang didengar oleh semua makhluk, kecuali jin dan manusia.

Semoga Allah Subhanallahu wa Ta’ala merahmati kita semua. Kejadian di atas mempunyai hikmah besar tentang keimanan kepada yang ghaib, yang tidak dapat dilihat oleh mata dan tidak dapat ditangkap oleh pancaindra kita. Apabila jin dan manusia boleh mendengar dan melihatnya, niscaya mereka akan beriman dengan sebenar-benar keimanan.

Oleh kerana itu, Allah Subhanallahu wa Ta’ala menjelaskan ciri-ciri orang yang bertakwa diantaranya adalah beriman dengan yang ghaib. Allah Subhanallahu wa Ta’ala berfirman :

﴾الم ﴿١﴾ ذَ‌ٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ ﴿٢﴾ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ ﴿٣

Alif Lam Mim, Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib…” (Al-Baqarah: 1-3)

 

2. Adzab dan Nikmat Kubur

Setelah mayit mengalami ujian dengan menjawab pertanyaan dua malaikat di alam kubur, jika berhasil, ia akan mendapatkan kenikmatan di alam kubur; dan jika tidak, ia akan mendapatkan siksa kubur. Bagi yang dapat menjawab pertanyaan kedua malaikat tersebut, ia akan mendapatkan kenikmatan di kuburnya. Rasulullah Shalallahu ‘alahi wa Sallam melanjutkan sabdanya:

Kemudian terdengar suara dari langit: “Telah benar hamba-Ku! Maka bentangkan baginya kasur dari surga! Pakaikan padanya pakaian dari syurga! Bukakan baginya pintu yang menuju syurga!; Kemudian aroma wangi surga mendatanginya, diperluas kuburnya sampai sejauh mata memandang, dan seorang laki-laki yang berwajah ceria dan bajunya serta wangi aroma tubuhnya mendatanginya dan berkata: “Bergembiralah dengan apa yang menyenangkanmu! Ini adalah hari yang telah dijanjikan bagimu.

Maka ia berkata: “Siapa engkau? Wajahmu mendatangkan kebaikan. Laki-laki itu menjawab: “Saya adalah amalan solehmu. Kemudian dibukakan pintu surga dan pintu neraka, dan dikatakan: “Ini adalah tempatmu jika engkau bermaksiat kepada Allah, Allah akan mengganti dengannya. Ketika melihat segala sesuatu yang ada di surga, ia berkata: “Wahai Rabb-ku, segerakan hari kiamat! Agar aku dapat kembali kepada keluarga dan hartaku.

Adapun orang yang tidak dapat menjawab pertanyaan dua malaikat, maka ia akan mendapatkan siksa kubur, sebagaimana kelanjutan dari hadits di atas:

Kemudian terdengar suara dari langit: “Dia telah berdusta! Bentangkanlah baginya alas dari neraka! Bukakanlah baginya pintu menuju neraka!; Kemudian panasnya neraka mendatanginya, dipersempit kuburnya hingga terjalin tulang-tulang rusuknya karena terhimpit kuburnya. Kemudian seorang laki-laki yang berwajah buruk dan bajunya, serta busuk aroma tubuhnya mendatanginya dan mengatakan: “Bersedihlah dengan segala sesuatu yang menyusahkanmu! Ini adalah hari yang telah dijanjikan bagimu. Maka ia berkata: “Siapa engkau? Wajahmu mendatangkan keburukan.

Laki-laki itu menjawab: “Saya adalah amalan burukmu, Allah membalasmu dengan keburukan, kemudian Allah mendatangkan baginya seorang yang buta, tuli, bisu, dengan memegang sebuah pemukul, yang jika dipukulkan ke gunung niscaya akan hancur menjadi debu. Kemudian ia dipukul dengan sekali pukulan sampai menjadi debu. Kemudian Allah mengembalikan tubuhnya utuh seperti semula, dan dipukul lagi dan ia menjerit hingga didengar seluruh makhluk kecuali jin dan manusia. Kemudian dibukakan pintu neraka baginya, sehingga ia berkata: “Wahai Rabb-ku, jangan tegakkan hari kiamat!” (HR. Abu Dawud, Al-Hakim, Ath-Thayalisi, dan Ahmad)

Hadits Al-Barra’ bin ‘Azib radliyallahu ‘anhu di atas dengan jelas menerangkan tentang segala sesuatu yang akan dialami oleh manusia di alam kuburnya. Wajib bagi kita untuk beriman dengan berita tersebut dengan tidak menanyakan tata cara, bentuk, dan yang lainnya, kerana hal tersebut tidak terjangkau oleh akal-akal manusia dan merupakan hal gaib yang hanya diketahui oleh Allah Subhanallahu wa Ta’ala. Sangat sedikit dari hal ghaib tersebut yang diperlihatkan kepada para Nabi ‘alaihimussalam. Allah Subhanallahu wa Ta’ala berfirman:

﴾عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَىٰ غَيْبِهِ أَحَدًا ﴿٢٦﴾ إِلَّا مَنِ ارْتَضَىٰ مِن رَّسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا ﴿٢٧

(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya. (Al-Jin: 26-27)

Maka dari itu, apa yang diyakini oleh kaum Mu’tazilah dan yang bersamanya, bahawa adzab kubur dan nikmat kubur tidak ada, merupakan kesalahan dalam hal aqidah, kerqna hadits tentang masalah ini sampai pada tingkatan mutawatir (bukan ahad). Bahkan dalam Al-Qur`an telah disebutkan ayat-ayat tentangnya, seperti firman Allah Subhanallahu wa Ta’ala ;

Kepada mereka ditampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat (dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azdab yang sangat keras (seksaannya).” (Al-Mu’min: 46)

Kemudian firman Allah Subhanallahu wa Ta’ala (ertinya):

Dan sesungguhya Kami merasakan kepada mereka sebahagian adzab yang dekat sebelum adzab yang lebih besar.” (As-Sajdah: 21)

Sebahagian ulama menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan adzab yang dekat dalam ayat tersebut adalah adzab kubur. Sebagai penutup, semoga Allah Subhanallahu wa Ta’ala merahmati kita semua. Penjelasan di atas hanyalah sekelumit dari apa yang akan dialami manusia di alam kubur nanti. Pastilah seorang hamba yang beriman dan bijak akan bersiap-siap dengan berbagai amalan soleh sebagai bekal di akhirat kelak, termasuk ketika di alam kubur. Dan memperbanyak do’a memohon perlindungan dari adzab kubur dengan do’a:

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ.

Ya Allah sesungguhnya aku meminta perlindungan dari adzab kubur, dari adzab neraka, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari fitnah Al-Masih Ad-Dajjal.” (HR. Al-Bukhari no.1377)

Semoga Allah Subhanallahu wa Ta’ala senantiasa melindungi kita dari berbagai ujian, baik yang tampak maupun yang tersembunyi, hingga kita menghadap-Nya, dan memberikan kepada kita kecintaan untuk bertemu dengan-Nya ketika kita akan meninggalkan kehidupan yang fana ini menuju kehidupan kekal abadi. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

 

MUTIARA HADITS SHAHIH

Pernah Rasulullah Shalallahu ‘alahi wa Sallam ketika melewati dua buah kuburan, lalu bersabda:

أَمَا إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِى كَبِيرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ يَمْشِى بِالنَّمِيمَةِ وَأَمَّا الآخَرُ فَكَانَ لاَ يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ» و ﰲ رواية: لاَ يَسْتَنزِهُ مِن بَوْلِهِ

Ingatlah! Sesungguhnya kedua orang ini sedang diadzab; dan tidaklah mereka diadzab disebabkan dosa besar (menurut persangkaan mereka). Adapun salah satunya, semasa hidupnya ia melakukan namimah (mengadu domba); sedangkan yang satunya, semasa hidupnya ia tidak menjaga auratnya ketika buang air kecil.” (HR. Muslim no.703 dari shahabat Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhuma) Dalam riwayat lain: “tidak bersih ketika bersuci dari buang air kecil.”

Waallahu ‘alam.

 

Sumber: http://irfanirsyad.wordpress.com/

Sunday, 9 February 2014

Di Mana Rasulullah di Hatimu? (Part 2)

Mengapa Perlu Mencintai Rasulullah?
Begitulah kelebihan mencintai Allah. Hitam,Putih,manis,pahit,terang dan gelap- semuanya baik belaka jika sudah ada cinta. Namun demikian, cinta kepada Allah tidak mungkin akan dicapai tanpa melalui cinta Rasulullah s.a.w. Cinta Allah itu tujuan, Cinta Rasulullah pula jalan
Antara jalan menuju kejayaan adalah dengan "meniru" orang yang berjaya sebagaimana yang turut dinyatakan oleh pakar motivasi dan psikologi. Sebagai umat islam, siapa lagi insan yang paling berjaya jika tidak Rasulullah? Baginda mencapai kejayaan yang holistik sebagai individu dan masyarakat di dunia dan akhirat.
Allah s.w.t menegaskan hakikat ini melalui firmanya- yang bermaksud " Pada diri Rasulullah buat kamu adalah suri teladan yang baik"(Surah Al-Ahzab 33:22)
Tanpa dolak-dalih lagi, kita boleh merumuskan bahawa punca kegagalan umat islam kini kerana tidak menjadikan Rasulullah sebagai teladan.
Berikut dihuraikan sebab kita perlu mencintai Rasulullah s.a.w
1. Jalan Mencintai Allah
   Allah sendiri telah menunjukkan bahawa jalan mencintai Allah adalah dengan mencintai Rasulullah. Jalan itu wajib diikuti. Tidak ada manusia yang mampu mencintai Allah mengikut jalanya tersendiri. Sepekara lagi, kuta mestilah mencintai segala-galanya yang dicintai Allah. Ia meliputi mencintai para rasul,nabi,malaikat,hambanya yang soleh,amal soleh dan akhlak mulia.
Tegasnya , cinta kepada Allah mewajibkan kita agar mencintai sesiapa dan segala sesuatu yang di-cintai-Nya
Rasulullah s.a.w Inilah syarat pertama dan utama untuk meraih cinta Allah.
  Perkara ini ditegaskan sendiri oleh Allah melalui firman-Nya yang bermaksud : "Katakan: 'Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (muhammad).Nescaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu'. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Surah Ali Imran 3:31)

2. Rasulullah Sangat Dimuliakan Allah
  Allah telah memilih Baginda sebagai manusia yang paling mulia dengan pengiktirafan berikut :
# Penghulu segala rasul
#Menurun Al-Quran kepadanya
#Memuliakan dengan selawat
#Menganugerahkan gelaran "Habibullah" (Kekasih Allah).
Peri Rasulullah dimuliakan oleh Allah terpancar daripada firma-Nya yang bermaksud : "Sesungguhnya,Allah dan malaikat-Nya berselawat atas nabi". (Surah Al-Ahzab 33:56)
Bukan itu sahaja, malah Baginda dimartabatkan sebagai pemberi rahmat bagi seluruh alam dan kelak Allah akan lebih memuliakanya dengan memberikan syafa'ah 'uzma (pertolongan agung) pada hari kiamat.
Insya-Allah, orang yang memuliakan insan yang dimuliakan Allah (Rasulullah) aan turut dimuliakan-Nya. Rasulullah s.a.w bersabda, maksudnya: " Sesiapa yang berselawat kepadaku sekali, maka aku akan berselawat atasnya 10 kali." (Riwayat Al-Bukhari)

Di Mana Rasulullah di Hatimu (Part 1)

Yang paling berkuasa dalam diri manusia ialah HATI. Imam Al-Ghazali menegaskan bahawa hati umpama raja yang paling berkuasa dalam diri manusia. Pancaindera dan segala anggota badan bagaikan rakyat yang tunduk dan patuh kepada pemerintah hati.
Hati adalah tempat cinta bertakhta. Cinta itu yang mengawal hati. Jika seseorang mencintai sesuatu, seluru tenaga, upaya dan fokus dalam hidupnya akan ditumpukan kepada apa-apa yang dicintai.
Oleh kerana itu, kita perlu berhati-hati apabila mencintai dan dicintai. Kita perlu berhati-hati memilih "siapa" dan "apa" yang hendak kita cintai.
Rasulullah s.a.w pernah bersabda, maksudnya: "Seseorang akan menjadi hamba kepada apa-apa yang dicintainya" (Riwayat Al-Bukhari)
Syukur, jika hati mencintai Allah,kita akan menjadi hamba kepada Allah dan seluruh hidup kita akan terfokus kepada iman dan islam.Alangkah ruginya jika dihati kiya bertakhta kejahatan dan kemungkaran kerana kita akan menjadi hamba kepada kejahatan dan kemungkaran itu.
Cinta Allah Segala Sumber
Hidup memang untuk cinta. Tetapi cinta: ntuk siapa? Jawabnya cinta kepada Allah.
Firman Allah, maksudnya: " orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Kalaulah orang yang melakukan kezaliman mengetahui ketika mereka melihat seksaan (pada hari kiamat) bahawa kekuata itu semua kepunyaan Allah dan amat berat seksaan-Nya (nescaya mereka menyesal)" (Surah Al-Baqarah 2:165)
Cinta kepada Allah sumber segala kekuatan,kekayaan,ketenangan dan kejayaan.
Manusia yang bercinta dengan Allah yang maha kaya (Al -Ghaniy), akan mendapat kekayaan jiwa yang tiada tandingan
Manusia yang paling kuat ialah manusia yang mencintai Allah Yang Maha Perkasa (Al-Qhawiy).
Manusia yang paling jahil dan serba tidak tahu akan menjadi insan menjadi bijaksana apabila berhubung cinta dengan Allah Yang Maha Mengetahui (Al-'Alim).
Manusia yang cinta kepada Allah punya kekuatan dan ketenangan untuk Menghadpi kehidupan. Hidup meteka tidak akan diganggu gugat oleh rasa takut atau dukacita.
Firman Allah yang bermaksud " kebebasan yang diberikan kepadamu ( apabila diketahui oleh mereka) lebih dekat untuk mententeramkan hati mereka, menjadikan mereka tidak berdukacita,serta menjadi meteka reda akan apa-apa yang engkau lakukan kepada mereka. Dan (ingatlah) Allah sedia mengetahui setiap yang ada dalam hati kamu. Allah Maha Mengetahu, Lagi Maha Penyabar" (Surah Al-Ahzab 33:51)
Ekspresi Cinta Sahabat Kepada Allah
Cinta kepada Allah telah membentuk sahabat-sahabat Nabi S.A.W berikut menjadi orang yang hebat :


Tuesday, 4 February 2014

Skim Permulaan Usahawan Bumiputera (SUPERB)



Skim Permulaan Usahawan Bumiputera (SUPERB) menyediakan geran sehingga RM500,000 untuk menyokong idea perniagaan yang inovatif dan kreatif. Ia merupakan pembiayaan untuk membantu syarikat-syarikat start-up dengan dana RM100 juta dalam tempoh 3 tahun. Sebanyak RM30 juta telah diperuntukkan untuk tahun 2014.

Program ini dibuka kepada Bumiputera yang ingin menjadi usahawan atau syarikat Bumiputera yang beroperasi kurang daripada 3 tahun.

Pemilihan usahawan akan dilakukan oleh Jawatankuasa Pemilihan SUPERB yang dianggotai sekumpulan panel usahawan yang berjaya dalam perniagaan masing-masing.  Nama ahli panel SUPERB akan diumumkan di dalam jangka masa yang terdekat ini. Maklumat lanjut boleh klik sini . 

Kriteria klik sini 

Borang Permohonan klik sini

Monday, 3 February 2014

Sambutan Maulidur Rasul Peringkat Negeri Kedah Darul Aman Mahabatul Rasul Kedah Berselawat

Mahabbatul Rasul Kedah Berselawat datang lah beramai -  ramai. Semua rakyat negeri kedah dijemput bagi memeriakan sambutan. Acara akan bermula pada pukul 5 petang dengan perarakan Kontijen Selawat ke Stadium Darul Aman...Keterangan lanjut boleh rujuk tetatif....Sollu Allan Nabi....